Wednesday, 25 June 2014


Ilmuwan memperkirakan usia bumi telah mencapai lebih dari 4,5 miliar tahun, sementara manusia alias Homo sapiens baru muncul sekitar 200 ribu tahun yang lalu. Hebatnya, spesies yang bisa dibilang paling bungsu inilah yang menjelma jadi penguasa planet.

"Sepanjang umur bumi, baru kali ini ada satu spesies yang menguasai bumi dan ikut mempengaruhi nasib planet ini ke depannya," ujar Profesor David Christian dari Universitas Oxford, dalam wawancara via telepon, Rabu, 12 Februari 2014. Apalagi, dia melanjutkan, terdapat banyak kesamaan antara manusia dengan primata lain, terutama simpanse (Pan troglodytes)

"Yang membedakan, manusia adalah satu-satunya spesies yang memiliki kemampuan collective learning dengan efektif," ujar Christian. Collective learning adalah kemampuan mengakumulasi pengetahuan yang kemudian diturunkan dari generasi ke generasi.

Hal inilah yang membuat manusia kemudian mampu menjadi spesies yang terkuat dan menguasai bumi. Bahkan dengan teknologi yang dimiliki, untuk pertama kalinya manusia memiliki kemungkinan untuk mengontrol jalannya evolusi.

"Hanya saja, lewat kekuatan yang luar biasa ini manusia juga bisa saja menghapus habis seluruh populasinya. Contohnya saja lewat pemanasan global," kata sejarawan 68 tahun asal New York itu.

Memang, sejauh ini manusia memiliki kemampuan untuk menghadapi krisis yang mengancam keberlangsungannya. Namun, Christian mengingatkan bahwa sekarang adalah masa genting, karena nasib bumi dan manusia ke depan ditentukan saat ini.

Professor David Christian adalah sejarawan dan kontributor dalam Big History, program televisi baru dari saluran TV berbayar, History, yang akan tayang perdana di A+E Networks di Asia, termasuk Indonesia, 25 Maret mendatang.

Dia adalah ilmuwan sejarah yang mendapatkan gelar Doktor Filosofi alias Ph.D di Oxford University, Amerika Serikat. Satu risetnya yang terkenal adalah sejarah Rusia dan Uni Soviet, dilihat dari kebiasan makan dan minum vodka kaum petani di negara tersebut.