Thursday, 19 June 2014


Komunikasi merupakan kunci untuk hubungan jarak jauh. Pasangan biasanya tergantung pada pesan-pesan yang disampaikan melalui gadget. Ternyata, itu tak sembarangan. Ada etikanya.

Sebuah perusahaan telekomunikasi di Inggris menyurvei sekitar seribu warga soal etika berpacaran lewat gadget. Hasilnya, sekitar 70 persen orang punya perilaku buruk soal itu. Ironisnya, hanya seperlima yang menyadari perilakunya sendiri sebenarnya tak beretika.

Kesalahan utama adalah mengirimkan tanda ciuman dengan jumlah yang salah. Mengirim lebih sedikit ciuman dibanding pasangan lewat pesan teks, dianggap tidak sopan dan bisa merusak hubungan.

Selain itu, mengirim pesan teks yang sama berulang-ulang juga dianggap perilaku buruk. Biasanya, itu dilakukan baik pria maupun wanita jika pesan teks yang sebelumnya tak kunjung dibalas pasangan.

Mengirim pesan elektronik basi dianggap tak ada gunanya. Misalnya, sekadar untuk menanyakan kabar atau kegiatan hari itu. Pesan teks yang terlalu pendek dan tidak penting justru membuat kesal.

Terlalu sering menggunakan singkatan seperti LOL atau BRB, disebut-sebut juga menjadi alasan pasangan kehilangan minat. Mengirim pesan larut malam juga termasuk daftar perilaku buruk.

Lantas, bagaimana etika berhubungan lewat gadget yang baik?

Jawabannya: rutin mengirim pesan selamat pagi dan selamat malam, membalas pesan dalam waktu maksimal dua jam, dan tak ragu mengajukan pertanyaan untuk merangsang jawaban dari pasangan.

Satu lagi poin menarik, soal memutuskan hubungan lewat gadget. Lebih dari setengah pria Inggris tak masalah dengan itu. Sedang 62 persen wanita merasa putusnya hubungan hanya bisa diterima jika dilontarkan saat benar-benar bertatap muka dalam pertemuan langsung.

“Ponsel memungkinkan kita berkomunikasi langsung. Tapi hasil survei ini menunjukkan, pertimbangan orang lain sangat penting untuk sopan santun berkomunikasi lewat ponsel,” kata Jo Bryant, pakar etika.